JOHN NAISBITT MENGATAKAN “Yang Penting Adalah Perangkat lunaknya“ Ini bukan hanya perangkat lunak untuk teknologi melainkan juga perangkat lunak untuk manusianya.
Cepatnya perkembangan teknologi informasi merupakan tantangan yang tidak ringan bagi Indonesia. Hampir satu dasawarsa Indonesia terlambat dalam mengadopsi teknologi komunikasi khususnya internet. Tetapi semua itu bukan berarti semua orang di Indonesia terlambat dalam menerima perkembangan teknologi. Secara individu maupun kelompok kecil banyak orang indonesia yang sangat cepat menerima perkembangan teknolgi tersebut. Banyak yang berhasil dalam bisnis tersebut. Memasuki perdagangan bebas asia dan dunia, globalisai ekonomi dan komunikasi, maka tantangan terbesar yang muncul adalah bagaimana kita mempersiapkan individu-individu yang siap untuk terjun dan bersaing dalam dunia yang batasannya akan semakin maya tersebut. Jika dulu teknologi mutkahir hanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar seperti AT&T, IBM, General Motor, Apple, kini teknologi yang sama dapat dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kecil yang dijalankan hanya oleh beberap orang saja. Karenanya yang dibutuhkan adalah individu yang siap untuk menjalankan teknologi tersebut.
Kini pertumbuhan ekonomi dan teknologi komunikasi telah bergeser, bukan hanya Amerika dan negara-negara Eropa yang mendominasi tetapi telah beralih ke Asia. Jika dulu hanya jepang yang memuncaki ekonomi dan teknologi Asia, kini telah muncul negara-negara lain yang ekonomi dan teknologinya sangat kuat. India menjadi salah satu negara yang teknologi informasinya sangat kuat. Banyak muncul ahli-ahli perangkat lunak dari negara ini. Cina menjadi negara besar dalam bidang teknologi komunikasi. Taiwan menjadi basis perkembangan teknologi yang dapat menyaingi Amerika. Semua ini terjadi karena negara-negara tersebut telah mempersiapkan diri dengan mengirimkan orang-orangnya untuk mempelajari teknologi di beberapa negara besar khusunya Amerika. Di akhir abad 20 Taiwan memanggil para ahlinya yang telah belejar dan bekerja di di luar negeri untuk membangun teknologinya. Kini, ratusan bahkan ribuan ahli-ahli Taiwan kembali ke negaranya untuk membangun yang dinamakannya “Silicon Valley” Asia. Agar tidak terus tertinggal, Indonesia harus dapat dengan cepat mengimbangi perkembangan negara-negara tersebut, terutama dengan sesama negara-negara Asia. Sumber daya manusia yang ada haruslah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga akan dapat survive dalam iklim globalisasi.
Hal ini sangat berimplikasi terutama dalam hal pendidikan. Jika pendidikan Indonesia tidak mengalami perubahan yang berarti, maka ketertinggalan kita akan semakin jauh. Saat ini saja masih banyak Perguruan Tinggi yang memberikan kurikulum komputer dan teknologi informasi hanya sebatas kurikulum penunjang dengan kredit yang sangat kecil, padahal kurikulum tersebut sangat dibutuhkan oleh lulusan Perguruan Tinggi sekarang ini. Menurut Prof. Dr. Alwi Dahlan beberapa tantangan yang harus diperhatikan terutama dalam pendidikan di Indonesia memasuki Abad 21, yaitu :
Globalisasi informasi dan komunikasi.
Sebagaimana globalisasi ekonomi yang sering dilihat semata-mata sebagai liberalisasi perdagangan, globalisasi informasi biasanya juga dipahami dalam arti yang sempit. Yaitu sebagai arus komunikasi massa yang tidak menghiraukan batas antar negara –tidak jarang dipersempit lagi sebagai penyebarluasan siaran televisi atau lebih khusus pada hiburan Barat ke seluruh dunia. Padahal globalisasi informasi dan komunikasi juga mencakup perluasan arus ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong perluasan cakrawala informasi dan wawasan manusia jauh melintasi batas lokasi suatu negara atau wilayah. Tidak terkecuali wawasan politik.
Globalisasi : informasi, media massa, hiburan, ilmu pengetahuan, barang, jasa, atau lain-lain sebenarnya merupakan bagian dari perkembangan yang lebih luas, yang saling terkait satu sama lain dan mencakup segala bidang kehidupan. Dalam makna yang lebih luas itu globalisasi merupakan transformasi sosial budaya dalam lingkup global. Prosesnya begitu rupa sehingga dapat mendorong perubahan pada lembaga, pranata dan nilai-nilai sosial budaya. Dengan demikian, globalisasi dapat pula mengubah prilaku, gaya hidup dan struktur masyarakat menuju ke arah kesamaan (konvergensi) global –menembus batas-batas etnik, agama, daerah, wilayah, bahkan negara. Sampai kemana jauh batas-batas tradisional pada akhirnya benar-benar dapat ditembus, akan tergantung pada perkembangan dan transformasi sosial budaya yang terjadi pada tingkat nasional atau lokal.
Transformasi global tentu tidak dengan sendirinya atau selalu merupakan sesuatu yang positif. Ada nilai-nilai dasar dan ciri-ciri sosial budaya yang mencerminkan jati diri sesuatu masyarakat atau bangsa, atau yang terkait dengan kekhasan lingkungan yang tidak mungkin disesuaikan. Transformasi ke arah yang positifpun belum tentu dapat terjadi dengan sendirinya, umpamanya bila tidak didukung oleh nilai, sikap atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan baru yang diingini.
Transformasi sosial budaya baru akan berjalan sesuai keinginan, jika diantisipasi sebelumnya sehingga langkah untuk menghadapinya dapat dilakukan semenjak dini. Dari segi perguruan tinggi ini berarti bahwa Sumber Daya manusia zaman mendatang (yang dalam 5-10 tahun ini masih menjadi mahasiswa) harus dipersiapkan agar dapat memanfaatkan transformasi global tahun 2010-2020. Karena transformasi yang akan terjadi sangat luas sifatnya.
Beberapa perkembangan yang menjadi sumber perubahan dalam transformasi sosial budaya secara keseluruhan, baik yang nasional maupun global, perlu mendapat perhatian dalam melakukan antisipasi. Sumber yang pertama adalah perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikas dan informasi (komputer). Kedua pertumbuhan informasi. Ketiga transformasi ke arah masyarakat informasi. Keempat perkembangan sosial budaya yang mempercepat perubahan umum pada masyarakat. Kelima perkembangan keadaan, pemikiran dan wawasan sosial budaya dan politik, yang melahirkan gagasan alternatif mengenai arah perubahan (termasuk ideologi, pandangan hidup) untuk era globalisasi yang akan datang.
Comments